Tag Archives: ka’bah

Memandangi Ka’baah

Malam itu, aku duduk sendiri di depan Ka’baah. Tidak ada agenda atau niat, selain untuk berada di situ. Juga tidak membawa keluhan atau permintaan khusus. Atau doa apa pun bersamaku. Terpekur bukanlah kata yang tepat. Karena aku tidak termangu. Aku hadir. Dipenuhi Cinta (kepada)-Mu. Labbaik allahumma labbaik.

Tak ada adab atau prosesi yang ingin kuterapkan. Apakah diperlukan adab tertentu saat berhadapan dengan Kekasih? Mungkin ada, satu: menghadapkan diri sepenuhnya, menghamparkan diri seada-adanya aku. Hadir sepenuh jiwa dengan hati berbunga.
Continue reading